Tak terasa kaki yang letih terus berjalan menuju sesuatu yang sangat di harapkan, terik mataari, hujan mengguyur, juga tak membuat tubuh ini menyerah, itulah “Proyek” yang terbayang Omset Miliaran Rupiah. Tiap harinya tak pernah lupa terucap dari dua bibir ini, hanyalah untung dan untung, itupun tak tanggung-tanggung hingga mencapai 5,4 Miliar
Pada saat itu teman saya megajak saya untuk duduk diwarung kopi, membicarakan jebolan proyek yang ada di Aceh Timur. Seketika, teman saya terdiam, tadinya 5,4 miliar tak pernah terlupakan disela-sela pembicaraannya. Saat itu aku heran, entah apa yang ia fikirkan hingga ia terdiam tanpa ada sepatah katapun. Rasa keingin tahuan ku semakin kuat ada apa gerangan……?
Waktu pun telah larut, aku tetap menatap wajahnya dengan penuh tanda Tanya, namun tiba-tiba ia memanggil seorang pelayan dn menanyakan berapa harga kopi yang telah diminum. Ketika pelanyan menyebutkan nominasi harganya, ia langsung mendekatkan bibirnya rapat-rapat ketelinga pelayan itu dengan nada yang pelan, begini ucapannya “besok saya banyar ya bang”. Aku mendengar perkataan itu walau terdengar pelan namun jelas terdengar ditelingaku. Tak pernah terfikir sebelumnya, sebut saja Ahmat temanku lagaknya seperti profesor dan dompet tak pernah kosong, hal itu hanyalah penampilan kosong.
Harapan saya jaga tak berbada dengan orang lain, ingin belajar mencari uang dengan ikut tender, memang dimata orang kontraktor adalah orang yang banyak uang, akan tetapi ibarat roda yang berputar sesekali ke atas dan sesekali ke bawah, itulah yang saya rasakan saat ini, dalam dunia ”proyek”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar